Buku Sejarah Peristiwa



CoverJudul Buku


PGRS & PARAKU

Meletusnya gerakan politik dan bersenjata dan Gerombolan Cina Komunis (GCK) di Kalimantan Barat yang tersusun dalam organisasi Pasukan Gerilya Serawan (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara PARAKU, sebagai ekses terbentuknya Negara Federasi Malaysia 16 September 1963.
Di Malaysia sendiri beberapa tokoh partai politik menentang pembentukan Federasi Malaysia, sejak tanggal 8 Desember 1962 teiah diproklamasikan Negara Kesatuan Kalimantan Utara (NKKU). Pada tanggal 17 September 1963 secara resmi Pemerintah Indonesia menentang keras pembentukan Federasi Malaysia, sebab di belakang pembentukan negara Federasi Malaysia terdapat kekuatan Neo Kolonialisme yang mengancam kedaulatan Negara Indonesia.
Di hadapan 21 juta Sukarelawan Presiden Sukarno pada tanggal 3 Mei 1964 mengeluarkan perintah Dwikora: “Perhebat ketahanan Revolusi dan bantu periuangan revolusioner rakyat Malaya. Singapura. Sabah. Serawak, dan Brunei untuk membubarkan Negara Boneka Malaysia. Konfrontasi Rl Malaysia ternyata dimanfaatkan oleh PKI untuk melakukan konfrontasi total dalam bidang politik dan militer. 850 orang pemuda Serawak menyeberang ke wilayah Rl dan meniadi Sukarelawan anti Malaysia, mereka dididik perang gerilya di lembaga pendidikan militer Indonesia, belakangan baru diketahui ternyata mereka adalah Pemuda Cina pro Komunis yang tergabung dalam PGRS dan Paraku. hal ini sebagai strategi komunis internasional untuk meniadikan wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Utara sebagai negara Komunis.
Pasca pemberontakan G 30 S/PKI 1965, pada tanggal 11 Agustus 1966 antara pemerintah Rl dan Malaysia memulihkan hubungan diplomatik. Para Sukarelawan yang tergabung dalam PGRS dan Paraku diperintahkan meletakkan senjata. akan tetapi menolak dan menentang pemerintah Rl dan Malaysia dengan gerakan politik dan bersenjata di wilayah Kalimantan Barat. Kalimantan Barat sebagai wilayah tanggungjawab keamanan Kodam XllTanjungpura TNI AD segera melakukan operasi penumpasan PGRS dan Paraku baik melalui operasi mandin yaitu Operasi Tertib  Operasi Sapu Bersih. dan Operasi Laksuda maupun melalui operasi gabungan dengan TDDM (Tentara Darat Diraja Malaysia-BEM 3).
Operasi yang dilakukan oleh TNI AD membuahkan hasil. kondtsi Kalimantan Barat dalam keadaan kondusif dengan terbunuhnya salah satu tokoh PGRS dan Paraku S.A Sofyan dan Yap Chung Hoo serta menyerahnya Lay Pa Ka. Lay Sun. Lim A Lim. dan Wong Kie Chock dan Iain-lain.



BOJONG KOKOSAN

Pertempuran Bojongkokosan yang berlangsung sejak tanggal 2 Desember ' Mfl |p5y' 1945 sampai tanggal 9 Desember 1945. merupakan pertempuran konvoi terpaniang dalam seiarah perang kemerdekaan Indonesia, yaitu sepanjang 81 kilometer antara Ciawi-Sukabumi* Cianiur-Ciranjang Pertempuran Bojongkokosan. saiah satunya dipicu oleh operasi miiiter pihak Sekutu untuk melumpuhkan kan kekuasaan Belanda di Indonesia yang berpusat di Kota Bandung, yang sejak awal bulan Oktober 1945 telah bertangsung Pertempuran Bandung lautan Api. Nota bene saat itu di Bandung terdapat 60.000 APWI. Pengerahan logistik dan penambahan pasukan Sekutu dari Jakarta menuju Bandung, semula melalui jalur utara Jakarta-Bekasi-Cikampek-Padalarang-Bandung Namun pertengahan bulan Nopember 1945 terjadi insiden Cikampek. mengakibatkan 20 gerbong KA Sekutu dapat direbut oleh pasukan TKR Kemudian tanggal 23 Nopember 1945 terjadi lagi msiden Bekasi mengakibatkan satu unit pesawat Dakota Sekutu. beserta 5 orang awak pesawat dan 8 orang tentara Sekutu ditawan pasukan TKR.
Selanjutnya pergeseran pasukan Sekutu dari Jakarta ke Bandung juga untuk memperkuat pasukan Sekutu dan Nica dalam pertempuran Bandung Lautan Api. menggunakan jalur Jakarta Bogor-Ciawi-Sukabumi-Cianjur-Padalarang-Bandung. Panglima Komandemen TKR Mayor Jenderal Didi Kartasasmita dan Panglima Divisi Ill/Siliwangi. memerintahkan Komandan Resimen-3 TKR.'Sukabumi Letkol Eddy Sukardi untuk melakukan serangan konvoy terbadap ialur transportasi Sekutu.
Serangan konvoy pertama terjadi tanggal 29 Nopember 1945 di Cicurug-Parungkuda-Gekbrong- Pancuran Luhur Kemudian tanggal 2 sampai dengan tanggal 9 Desember 1945 meletus pertempuran Bojongkokosan yang memakan korban banyak baik pihak Sekutu maupun TKR dan para pejuang Pasukan Sekutu mengerahkan beberapa pesawat RAF membombardir basis pertahanan TKR antara Bojongkokosan. Kota Sukabumi. Cianjur. Selanjutnya pertempuran meluas dan Ciawi. Bogor hingga Ciranjang. dan Padalarang.
Atas instruksi Perdana Menteri Sutan Syahrir. tanggal 9 Desember 1945 diadakan perundingan perdamaian antara TKR dan Sekutu di kota Sukabumi. Namun tanggal 14 Maret 1946 meletus kembali pertempuran di Kota Sukabumi. 2000 pasukan Sekutu dengan 300 buah truk dan kendaraan tempur Sekutu dikerahkan untuk menghancurkan pasukan TKR dan para pejuang lamnya di wilayah Resimen 3/Sukabumi Rakyat Sukabumi dan TKR bahu membahu melakukan perlawanan selama lima hari lima malam Pertempuran berlangsung sangat heroik dan banyak jatuh korban di kedua belah pihak.



BANDUNG LAUTAN API

Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945 Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah Rl sudah tegang. Mereka lari ke bumi putra semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi, diserahkan kepada mereka.'1 Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR tidak dapat dihindari. Malam tanggal 21 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI, sebutan bagi TNI pada saat itu) meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi "bumi hangus". Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946[2]. Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung, butuh rujukan Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.


OPERASI SEPARATIS GAM DI NAD

Pergolakan demi pergelokan silih berganti yang terjadi Aceh, setelah DI/TII Daud Bereueh pada tahun 1962, berlanjut pada Gcrakan Aceh Merdeka (GAM) yang dibentuk pada tahun 1976, membuat tanah Serambi Mckkah tetap membara. Aksi separatis GAM melakukan gerakan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah RI, atas ketidakpuasan dalam pembangunan di Aceh, menimbulkan banyak korban masyarakat, GAM juga para prajurit ABR1/TNI dan warga negara asing. Amerika Serikat George Pernicone, la tewas tertembak diladang Gas Arun, Aceh Utara.) Mcmasuki tahun 1990 aksi-aksi GAM scmakin seporadis, mcncbar tcror, bukan saja menyerang posko-posko ABR1, kantor Polisi, juga menyerang warga transmigran asal Jawa di Aceh. Semakin sporadis dan masivnya gangguan keamanan yang dilakukan oleh GAM, yang bertujuan membentuk negara Aceh Merdeka dan memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah RI melakukan berbagai langkah politik dan militer untuk mercdam aksi separatis GAM. TNI sesuai tupoksinya dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI, mendukung upaya pemerintah RI baik dialog politik dengan GAM maupun operasi militer pemulihan keaamanan di NAD.
Sebagai konsekuensi logis dari operasi militer pemulihan keamanan di NAD, terjadi insiden kontak tembak antara para prajurit TNI dan separatis GAM, mengakibatkan tertembaknya Panglima GAM Tengku Abdullah Syafei di Desa Jiem-jiem, Bandar Baru, Pidie Jaya pada tanggal 22 Januari 1922.
Tewasnya Panglima GAM Tengku Abdullah Syafei, memberi warna baru dalam pemulihan keamanan di NAD, satu sisi dianggap oleh sebagian masyarakat NAD sebagai sosok pahlawan, karena memperjuangkan kemajuan masyarakat ACEH, dan disisi lain meratakan jalan ke arah penyelesaian konflik antara pemerintah RI dan GAM di NAD melalui jalan perundingan, yang juga bertujuan membangun ACEH yang maju dan sejahtera.



PALAGAN SURABAYA

Keadaan umum yang penuh dengan kompleksitas dalam peristiwa Palagan Surabaya yang meletus sejak 19 Oktober 1945. kulminasinya 10 Nopember 1945 dan dikuasainya kota Surabaya oleh Sekutu tanggal 28 Nopember 1945, apabila meminjam istilah Bung Karno merupakan"The chain of colonialism strangling our countryisatits weakest" (Rantai kolonialismeyang membelenggu tanah air kita sedang berada dalam keadaan yang paling lemah).
Sebaliknya tingkat patriotisme dan kalangan TKR, Pejuang. Laskar dan rakyat Surabaya berada dalam momentum histohs psyche militant (jiwa militan) mempertahankan Proklamasi Rl 17 Agustus 1945 yang begitu tinggi. Dalam waktu yang bersamaan tumbuhnya sikap xenophobia (anti asing), anti penjajah yang akhirnya menjadi motif dalam bentuk gerakan kolektif rakyat Surabaya untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang, Sekutu (Inggris) dan Belanda (Nica).
Rakyat Surabaya dari mulai BKR/TKR. organisasi-organisasi perjuangan seperti BPRI, Pesindo. Trip Jatim. laskar Hizbullah. PMI. dan Iain-lain termasuk dari ibu-ibu di gang-gang sempit memberi dukungan logistik pada perjuangan pemerintah Rl di Surabaya yang dipimpin Gubernur RMTA. Suryo. Residen Sudirman. pasukan TKR di bawah pimpinan Kolonel Sungkono. dr. Mustopo. Jonosewojo dan tokoh-tokoh pejuang lainnya seperti Dul Arnowo, Bung Tomo, Ruslan Abdulgani dan Iain-lain.



OPSKAMDAGRI

Indonesia. Karena kekhasannya tersebutiah. maka Aceh sangat sulit untuk diduduki dan dijajah oleh kolonial Belanda. Integrated Islamisme dan Nasionalisme dalam did masyarakat Aceh, akhimya mempengaruhi pola pikir. pola sikap dan mental masyarakat Aceh terhadap orang-orang yang ada di luar Aceh. Bag! prajurit, institusi militer kerajaan. rakyat dan ulama Aceh, perang melawan Belanda dan kemudian Jepangadalah perangyang tidak saja disandarkan pada upaya pembebasan hegemoni kolonialis, tetapi juga merupakan perlawanan untuk sebuah ideologi. Inilah perang yang mereka sebut sebagai perang melawan “kaphe” yang kerap di identikkan sebagai kafir.) Untuk itulah maka orang Aceh beranggapan bahwa mengusir penjajahan kolonial Belanda dan tanah Aceh merupakan bagiandaritindakan jihad fisabilillah. Negara Republik Indonesia secara de fakto dan de yure telah ada sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Negara yang lahir dari rahim revolusi, sudah tentu dalam proses perkembangannya banyak ditempa oleh revolusi itu sendiri, baik revolusi dari dalam maupun dari luar. Secara internal, revolusi pada gejoiak fanatisme kelompok atau golongan yang menciptakan disintegrasi. Secara ekstemal revolusi terjadi pada saat menghadapi ancaman Belanda atau Sekutu yang berakibat positif dengan terbentuknya sikap integratif untuk mempertahankan sekaligus membuktikan eksistensi bangsa Indonesia.



OPERASI PENUMPASAN SEPARATIS PAPUA

Serangan kedua pada pukul 10.30 WIT di kampung Gigobak, Distrik Sinak. Kabupaten Puncak Jaya. 11 Orang anggota TNI dan Korarral Sinak dan Yonif 753 berangkat menuju bandara dengan berjalan kaki berjarak sekitar 1.5 Km dengan berpakaian preman dan tanpa senjata untuk mengambil alat komunikasi HT dan HP Satelit yang dikirim dan Kodim Nabire. Perlu diketahui bahwa 11 orang ini bukan anggota yang sedang jaga dan bukan yang sedang melakukan patroli. tapi adalah anggota yang stand by di situ. Mengingat seperti yang kami laporkan tadi. di Sinak ada 38 orang personel, sehingga yang jaga tetap jaga dan yang patroli tetap ada. yang tidak melaksanakan tugas ini diberi tugas untuk mengambil alat komunikasi ini sehingga mengapa mereka berpakaian preman dan tanpa seniata karena kedekatan TNI dan masyarakat sekitar
Saat melintas di Desa Gigobak. Distrik Sinak. Kabupaten Puncak Jaya. rombongan tersebut dihadang oleh rombongan kelompok bersenjata yang diperkirakan oleh kelompok Yambe. dipimpin oleh Munp dan Lekaka Telenggen, dengan kekuatan massa militan lebih kurang 20 orang dengan seniata 4 pucuk, markas di kampung Yambe.
Setelah melakukan penghadangan GPK Papua melarikan diri ke arah sungai dan menghilang Akibat penyerangan tersebut 7 anggota TNI dan 4 masyarakat sipil meninggal dunia dan 1 orang luka kritis. Nama yang gugur dan Koramil 1714 ada 3 orang: Sertu Frans Hera. Sertu M Udin dan Sertu Epi Juliana Sementara dari personil Yonif 753 terdapat 4 persoml gugur atas nama Sertu Ramadhan Amang. Pratu Mustopa. Praka Jojo Miharja dan Praka Winfred.



OPERASI PEMBEBASAN SANDERA MAPENDUMA

Pasca kembalinya Papua ke pangkuan NKRI 1 Mei 1963 hingga saat ini situasi keamanan di wilayah Papua  selalu dihadapkan dengan adanya gejolak politik maupun keamanan
Geiolak dilakukan oleh kelompok separatis Organisasii Papua Merdeka (0PM). 0PM merupakan sebuah organisasi koordmatif “wishful thinking” dan sekian organisasi seafilalasi dengan tu|uan melepaskan Papua dan NKRI.
Salah satu gerakan 0PM adalah penyanderaan. Penyanderaan Mapenduma berlangsung seiak tanggal 8 Januari 1996 sampai dengan tanggal 15 Mel 1996 dipimpin oleh Kelly Kwalik bersama puluhan anggola 0PM di antaranya David Yudas Kagoya dan Elmin Silas Kagoya
Penyanderaan terhadap 26 orang, Tm Ekspedisi Lorentz 95. dan Tim WWF (7 Warga Negara Asing yaitu empat orang dari Inggris dua orang dari Belanda dan satu orang dari Jerman dan 19 Warga Negara Indonesia), pada saat melakukan penelitian potensi flora dan fauna yang berada di kawasan cagar alam Lorentz dalam rangka pengusulan kawasan tersebut meniadi taman nasional. Penyanderaan berlangsung 130 hari. berawal saat berada di Desa Mapenduma, Nduga. Kecamatan Tiom Kabupaten Jaya Wijaya Papua yang tertetak di bagian Timur laut cagar alam Lorentz.
Pembebasan sandera pada awalnya ditempuh secara damai melalui ICRC dan masyarakat yang diwakili oleh Silviany dan Dr. Ferenc, perundingan gagal karena pihak separatis OPM menuntut kemerdekaan Papua daRI Republik Indonesia. Pemerintah Rl akhirnya bertondak tegas untuk membebaskan tawanan dengan memerintahkan pasukan TNI AD. baik dari satuan Kopassus, Satuan Kostrad, Satuan Jaiaran Kodam XVl/Cenderawasih dan lain-lain beriumlah 1.311 orang. Tanggal 9 Mei 1996 pasukan TNI AD dikerahkan ke wilayah penyanderaan Mapenduma Papua dan tanggal 15 Mei 1996 dapat membebaskan tawanan. namun terdapat dua orang korban sandera meninggal dunia karena dibunuh oleh OPM atas nama Navy With Panekenan dan Mathias Y Lasamabu, sedangkan dari pihak OPM tertembak mati 8 orang dan dua orang ditawan dan berhasil menyita barang-barang milik OPM berupa sebuah granat tangan. magazen. 30 butir peluru M-16 serta barang-barang milik peneliti sandera dapat dirampas kembali.
Suksesnya pembebasan sandera 15 Mei 1996, menjadi Isu politik dan militer internasional yang kedua setelah operasl pembebasan sandera pesawat Woyla di Don Muang Thailand tahun 1982. Pembebasan ini memiliki resiko tinggi baik secara geografis medan Papua hutan dan gunung juga penyanderaan yang dilakukan OPM bersifat mobile (bergerak) tidak stationer. TNI AD mengalami kerugian akibat jatuhnya pesawat helikopter mengakibatkan lima orang prajurit gugur dan tujuh orang lainnya luka-luka.




PERANAN TNI AD DALAM PENANGANAN PERISTIWA TANJUNG PRIOK

Kerusuhan massa di Tanjung Priok pada tanggal 12 September 1984, telah melibatkan beberapa kelompok masyarakat dari beberapa suku yang terlibat dalam kerusuhan menyerang Markas Kodim dan Polres Jakarta Utara. Peristiwa ini telah menimbulkan banyak korban termasuk harta benda.
Para prajurit TNI AD dari jajaran Kodim Jakarta Utara proaktif menangani kerusuhan ini untuk mengamankan situasi, baik secara hukum maupun keamanan di lapangan agar tidak menimbulkan situasi chaos yang dapat menyebar kedaerah lainnya di wilayah Jakarta, yang tentu akan berdampak secara politik, ekonomi maupun sosial terhadap stabilitas nasional.



TMMD

Pemerintah Rl telah menggulirkan program Pembangunan Nasional, yang ditujukan untuk mewujudkan manusia Indonesia sejahtera lahir maupun batin. Pimpinan TNI tahun 1980 proaktif menyikapi kebijakan tersebut, yaitu dengan program AMD/TMMD (ABRI Masuk Desa/TNI Manunggal Membangun Desa). Tujuannya selain mewujudkan program pembangunan dalam segala aspeknya, juga agar TNI secara langsung mengenal rakyat. adat istiadat. budaya di daerah-daerah. juga ditujukan agar TNI manunggal dengan rakyat serta dapat mendorong dan menggerakan rakyat ke arah perbaikan taraf kehidupan dengan segala aspeknya.
AMD/TMMD telah berjalan 37 tahun (1980-2017). banyak capaian pembangunan yang diperoleh. baik pembangunan fisik maupun non fisik. Capaian tersebut sebagai manifestasi sumbangsih TNI kepada rakyat. dimana rakyatlah yang telah membangun dan membesarkan TNI sebagai tentara modern sebagaimana terlihat dewasa ini.



PALAGAN AMBARAWA




PALAGAN MEDAN


PALAGAN PALEMBANG


GPK WARMAN

Terdapat benang merah antara terorisme saat ini dengan terorisme masa lampau. Paling militan dan masih sempalan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia. Dl/TII yang dibentuk oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo tanggal 7 Agustus tahun 1949. Tujuan perjuangan DI/TII adalah untuk mendirikan Negara Islam Indonesia, dengan pola rekruitmen ba'iat dan gerakan jihad fillah dan fisabilillah.

Salah seorang anggota DI/TII yaitu Warman. Pria yang dilahirkan di Garut tahun 1929 ini bergabung dengan DI/TII menjabat sebagai Komando Kompi sekaligus Camat DL/TII Malambong Garut. Dia tidak mau menyerah terus melakukan perlawanan terhadap pemerintah RI.

Sejak tahun 1949 sampai dengan tahun 1962 TNI AD gencar melaksanakan operasi menumpas DI/TII di Jawa Barat, diantaranya Operasi Baratayudha. Tahun 1960-an pemerintah RI memberikan amnesti umum bagi eks DI/TII, Warman menolak dan melarikan diri ke Lampung. Sejak tahun 1979 membangun kembali gerakan DI/TII gaya baru melalui kamuflase syiar agama  “Islam Sejati”. Guna mengembangkan tujuan politiknya Warman  menggabungkan diri ke dalam gerakan ekstrim DI/TII gaya baru yaitu Komando Jihad, untuk mencari dana dalam menunjang gerakan politiknya Warman melakukan perampokan, pembunuhan dan lain-lain. Wilayah Lampung menjadi sasaran teror Warman. Sejak tahun 1976 hingga tahun 1979 TNI AD di Lampung menggelar operasi penumpasan GPK Warman, dengan  sandi operasi Combat Intel, Operasi Nanggala dan Operasi Tumpas I s.d. IV.

Sekitar tahun 1978 Warman melarikan diri ke Pulau Jawa melalui Organisasi ektrim Komando Jihad, Warman kembali melakukan aksi teror berdarah berupa perampokan, pembunuhan, intimidasi dan lain-lain di wilayah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jatuh korban di antaranya rektor UNS, yang dibunuh karena membocorkan gerakan Komando Jihad/Jamaah Islamiyah Solo.

Di Pulau Jawa, TNI AD kembali menggelar operasi menumpas Warman/Komando Jihad dengan sandi Operasi Cambat Intel, Operasi Nanggala dan Operasi Brajamusti. Pada tanggal 4 April 1979 Warman dapat ditangkap di Malang, beberapa lama dipenjara, akan tetapi dapat meloloskan diri dan kembali membuat teror berdarah di Jawa Barat, berupa perampokan dan Pembunuhan. Pada tanggal 23 Juli 1981 Warman terbunuh dalam suatu operasi penumpasan digelarTNl AD diSoreangKolot.Kabupaten Bandung.



MEWASPADAI PKI




PEMBERONTAKAN DI TII

Pasukan Hisbullah dan Sabilillah yang dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo tidak ikut dalam hijrah tersebut. Kemudian Kartosuwiryo membentuk Gerakan Darul Islam dan seluruh pasukannya dijadikan Tentara Islam Indonesia. Markas Besar Kartosuwiryo didirikan di Gunung Cepu. Pemberontakan DI/TII ini bertujuan untuk mendirikan negara sendiri yang terpisah dari Republik Indonesia. Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1949 Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NIl).
Dengan kembalinya pasukan TNI (Divisi Siliwangi) dari Yogyakarta merupakan ancaman bagi kelangsungan dan tercapainya cita-cita Kartosuwiiyo. Oleh karena itu, pasukan Siliwangi yang kembali dari Hijrah harus dihancurkan agar tidak masuk ke wilayah Jawa Barat. Kemudian, terjadilah bentrokan antara pasukan DI/TII Kartosuwiryo dan pasukan TNI yang baru pulang dari hijrah. Apa yang dilakukan Kartosuwiryo tersebut merupakan penyimpangan dari cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan merupakan pemberontakan terhadap pemerintah negara RI yang sah.



PERJUANGAN BANGSA INDONESIA 1945-1949

Perjuangan bangsa Indonesia dari tahun 1945-1949 telah meninggalkan sejarah yang sangat banyak. Periode yang dikenal dengan jaman revolusi itu telah membentuk bangsa Indonesia yang tangguh dalam menghadapi masa- masa yang sulit.

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia merupakan salah satu gambaran perlawanan para pemuda maupun pejuang bangsa Indonesia terhadap bangsa lain yang menginjak harga din bangsa Indonesia. Tentara Jepang yang telah kalah perang dan menjadi tawanan tentara sekutu tidak mau tunduk terhadap para pejuang dan pemuda Indonesia yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan menyerahkan senjatanya. Akibat sikap tentara Jepang yang angkuh dan sombong itu. maka para pemuda dan pejuang melakukan perlawanan sehingga pecah pertempuran di daerah yang sangat heroik.

Belanda juga demikian walaupun sudah kalah perang dan meninggalkan Indonesia, tetapi juga ingin kembali berkuasa di Indonesia. Inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia bangkit dengan mengangkat senjata untuk mengusir bangsa lain yang ingin berkuasa di Indonesia.



PERANAN TNI AD DALAM PENYELESAIAN DARUL ISLAM ACEH


OPERASI PENANGANAN PRRI

Penyusunan buku sejarah peristiwa berjudul “Operasi Penanganan PRRI, Suatu Tinjauan Historis” ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi juang prajurit dalam pelaksanaaan tugas. Dalam sejarah peristiwa keberhasilan prajurit dapat dijadikan contoh maupun tauladan bagi prajurit selanjutnya.
Apabila dilihat latar belakang dan perkembangan gerakan PRRI di Sumatera Barat, maka dapat dilihat bahwa gerakan itu merupakan suatu akibat dari persoalan kalangan elit militer dan politik yang merasa tidak puas akan perkembangan pemerintahan bangsa dan negara. Gerakan itu telah menempati posisi yang unik lagi kompleks, baik dalam sejarah lokal Sumatera Barat maupun dalam sejarah Indonesia.
Sejarah peristiwa PRRI mempunyai makna mendalam dalam perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, khususnya dalam perjalanan perkembangan TNI AD. Dengan hadirnya buku sejarah peristiwa PRRI yang disusun oleh Dinas Sejarah TNI AD ini, diharapkan menjadi sumber rujukan untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang sejarah perjuangan bangsa khususnya di wilayah Sumatera Barat.


DWI KOMANDO RAKYAT, KONFRONTASI INDONESIA MALAYSIA 1963-1965

Buku “Dwi Komando Rakyat, Konfrontasi Indonesia-Malaysia 1963-1965” yang disusun oleh Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat merupakan rekonstruksi sejarah peristiwa yang memiliki nilai strategis, selain sebagai pembelajaran, juga untuk memahami akar dan penyelesaian dari suatu peristiwa. 
Peristiwa Dwikora terjadi dalam kurun waktu tahun 1962-1965. Peristiwa Dwikora merupakan bagian sejarah bangsa Indonesia yang harus diketahui oleh generasi muda pada umumnya maupun generasi muda TNI AD khususnya. Dalam peristiwa ini terdapat episode peran TNI AD yang sangat penting dalam mempertahankan eksistensi bangsa dari pengaruh bangsa lain. Ketika bangsa-bangsa di Asia Tenggara sedang menata pemerintahan setelah merdeka dan lepas dari penjajahan negara lain, timbul rencana pembentukan Federasi Malaysia oleh Inggris. Federasi Malaysia yang dibuat oleh Inggris ini merupakan bentuk kolonialisme baru terhadap negara-negara kecil yang akan dijadikan negara boneka. Dengan adanya rencana tersebut  maka  terjadi reaksi dari negara-negara yang baru merdeka dalam menanggapinya, terutama bangsa Indonesia yang ketika itu menjadi salah satu penggerak dan pelopor serta sebagai tumpuan harapan bagi negara-negara baru dalam memerangi imperialis apapun bentuknya.  
Dalam penanganan peristiwa Dwikora ini banyak prajurit yang terlibat, tidak hanya prajurit TNI AD tetapi juga melibatkan semua kekuatan matra serta sukarelawan. Sementara itu, di sisi lain banyak prajurit yang belum mengetahui peristiwa tersebut secara komprehensif, Kehadiran buku ini diharapkan dapat menambah khazanah referensi tentang sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.